Sehari sebelum pembelajaran daring dengan menggunakan aplikasi zoom cloud meeting dilaksanakan, saya terlebih dahulu memberitahukan ID dan password zoom kepada siswa kelas IV SDN 61/X Talang Babat.
Saya
ingin memastikan siswa tidak mengalami kesulitan. Ini saya lakukan agar waktu
pembelajaran nanti tidak terkendala dan berjalan lancar.
Sama
halnya dengan pembelajaran tatap muka langsung di kelas, kegiatan pembelajaran
dimulai dengan menyapa siswa, menanyakan kabar, serta meminta kesediaan orang
tua mendampingi siswa dalam pembelajaran, mengingat siswa belum terbiasa dan
familiar dengan aplikasi zoom.
Tak
kalah pentingnya adalah memperkenalkan semua fitur yang ada.
Kemudian
saya menyapa siswa dengan menanyakan kondisi kesehatan.
Materi
pembelajaran kali ini saya menayangkan PPT tentang cara membuat puisi mata
pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV dengan kompetensi dasar (KD) melisankan
puisi hasil karya pribadi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat
sebagai bentuk ungkapan diri.
Penyampaian
materi diselingi dengan tanya jawab, serta memasukkan unsur MIKiR (mengalami,
integrasi, komunikasi dan refleksi di dalam pembelajaran) hasil pelatihan
Program PINTAR Tanoto Foundation.
Ketika
menulis puisi saya menggunakan benda nyata berupa setangkai bunga mawar.
Bunga
tersebut sudah disiapkan siswa sebelum
pembelajaran dimulai. Dalam prosesnya, orangtua ikut membantu mencarikan bunga
mawar sebelum pembelajaran dimulai.
Saya
mengajak siswa mengamati bunga mereka masing masing. Siswa menggunakan panca indra untuk berintegrasi dengan bunga.
Saya menuntun siswa dengan beberapa pertanyaan.
Dengan
menngunakan indra penglihatan saya ajukan pertanyaan: Ada berapa kuntum mawar yang
ada. (satu, dua) Apa warna bunga mawar, (merah). Dengan menngunakan indara
penciuman saya mengajukan pertanyaan.
“Silahkan
membaui bunga yang kamu pegang, Bagaimana baunya (wangi),” kata saya.
Dengan
menggunakan indra perasa, saya mengajak siswa untuk menyentuh bunga mawar. Lalu
mengajukan pertanyaan: Apa yang kamu alami ketika menyentuh bunga (durinya
melukai kulit, kelopak bunganya lembut).
Dengan
bantuan jawaban yang beragam dan sesuai dengan yang dialami siswa, mereka
dengan mudah menulis sebuah puisi, seperti di bawah ini:
Setangkai bunga mawar
Merah merekah
Wanginya yang
semerbak, menyentuh hidungku
Ketika aku ingin
membelai lembut kelopaknya
Aduh…
Durinya yang tajam menusuk
jemariku
Siswa
melakukan kegiatan menulis puisi ini dengan senang. Setelah puisinya selesai, 3
siswa diminta untuk membacakan puisinya secara bergantian. Untuk tugas di
rumah, siswa diminta membuat puisi tentang virus Corona.
Untuk
menyelesaikan tugas ini siswa diberi waktu selama 2 hari. Hasilnya dikirim
kembali lewat grup WhatsApp kelas IVA melalui foto.
Kegiatan
pembelajaran ditutup dengan menanyakan perasaan mereka dalam pembelajaran
daring kali ini, dan semuanya mengatakan senang. Saya tidak lupa mengingatkan
siswa untuk selalu cuci tangan dan menggunakan sabun setelah melakukan kegiatan
dan tetap di rumah saja.
Naila
Mawaddah mengaku senang dengan pembelajaran menulis dengan melihat bunga secara
langsung.
“Senang
bu, ternyata membuat puisi itu tidak susah,” ujar Naila Mawaddah.
Selain
Naila, Obet Nego Sinurat menunjukkan antusiasme setelah pembelajaran usai, ia
menanyakan kapan lagi pembelajan seperti itu.
“Kalau
bisa seperti itu lagi,” tukasnya.
Penulis: Dafni, S.Pd.SD (Guru SDN 61/X Talang Babat Tanjab Timur) - Editor: Ahmad Syaiful Bahri & Fitria Hima Mahligai