Hasil belajar siswa dalam bentuk video yang dikumpulkan secara daring (dalam jaringan) |
Jika dahulu ruang belajar hanya terbatas pada buku teks, kini sedikit banyak telah diambil perannya oleh alat digital yang kian mudah digunakan dimanapun, dan kapanpun.
Namun meskipun demikian kita mesti tetap mengingat bahwa "Teknologi adalah tools, hanya suatu alat. Bukan segalanya. Kualitas pembelajaran dalam kelas, interaksi antara guru dan murid itu esensinya", demikian Mas Menteri Nadiem Makarim pernah berkata.
Pada kenyataanya hari ini, hampir dua tahun terakhir, Pandemi Covid 19 telah memberikan tantangan baru bagi guru dalam mengembangkan kreatifitas terhadap penggunaan teknologi, bukan hanya transmisi pengetahuan, tapi juga bagaimana memastikan pelajaran tetap tersampaikan dengan baik, serta interaksi dengan siswa tetap terjalin dengan harmonis.
Evi Lutiawati, S.Pd.I guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 12 Tebo mencoba menggunakan Video Based Learning dalam meningkatkan minat belajar siswa |
Evi Lutiawati, S.Pd.I guru SMP Negeri 12 Kabupaten Tebo melakukan percobaan penerapan pembelajaran Berbasis Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) pada Mata Pelajaran yang diampunya, yaitu Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Pembelajaran berbasis TIK yang diterapkannya ialah dengan menggunakan Video Based Learning yang dibuat dengan aplikasi Kine Master melalui Android.
Untuk melengkapi media pembelajaran tersebut, dirinya juga memanfaatkan banner yang dibuat menggunakan Photoshop, selanjutnya memberikan soal latihan online melalui platform Microsoft 365, serta membuat kelas Maya di platform WhatsApp.
Kenapa memilih Video Based Learning?
"Dengan banyaknya tools pembelajaran yang disediakan berbagai platform digital saat ini, guru menjadi lebih mudah dalam melakukan pembelajaran jarak jauh. Hanya saja sebelum menentukan tools mana yang akan kita gunakan, kita harus mengetahui kondisi dan situasi siswa kita,"ujar Evi Lutiawati, S.Pd.I.
Menurutnya, pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran digitalisasi di era saat ini bukan hanya sebatas bagaimana materi tersampaikan kepada siswa saja, namun diharapkan dapat memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kemampuannya, baik itu berupa literasi data (data literacy), literasi teknologi (technological literacy), dan literasi manusia (human literacy) atau kemampuan untuk bersikap humanisme.
Video Based Learning yang dibuat menggunakan Android
"Saya mencoba menggunakan Video Based Learning dalam pembelajaran Rendah Hati, Hemat dan Sederhana, dengan tujuan agar bisa tersampaikan kepada seluruh siswa tanpa terbatas oleh waktu dan tempat, dan tentunya agar mereka memulai memahami literasi teknologi,"terang Evi Lutiawati, S.Pd.I.
Berikut dasar pemikiran dan alasan Evi Lutiawati, S.Pd.I dalam memilih Video Based Learning sebagai media pembelajaran :
1. Metode Pembelajaran yang Efektif
Tidak dapat dipungkiri, setiap orang dengan androidnya hari ini dapat dipastikan menggunakan layanan WhatsApp sebagai komunikasi utama dalam jaringan (daring). Sehingga WhatsApp menjadi pilihan sebagai ruang kelas Maya dalam melaksanakan proses pembelajaran daring.
WhatsApp salah satu sarana yang familiar dalam melaksanakan proses pembelajaran dalam jaringan saat ini. |
"Kami bisanya cuma pakai WA (WhatsApp,red) saja buk, karena belum pernah memakai aplikasi yang lain,"ungkap salah satu siswa saat ditawarkan dalam pemilihan metode belajar daring.
Masalahnya, tidak mudah bagi kita dapat melakukan presentasi melalui WhatsApp, dan inilah salah satu alasan memilih Video Based Learning sebagai alat dalam berkomunikasi serta memaparkan materi pelajaran dengan cara mengirimkan link video.
"Melalui WhatsApp siswa mendapatkan link video, dan mereka dapat melihat tayangan tanpa harus mendownload atau browsing terlebih dahulu, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif, disamping itu pada dasarnya otak manusia jauh lebih cepat memproses informasi visual daripada teks,"terang Evi Lutiawati, S.Pd.I.
2. Dapat menjelaskan banyak hal
Pembelajaran berbasis Video dapat menjelaskan banyak hal sekaligus dalam satu konten video, disamping itu dapat memuat audio, visual dan intruksi secara jelas. Bahkan memberikan pengalaman baru bagi peserta didik.
Namun agar video yang di sajikan kepada mereka menyenangkan, terlebih dahulu yang dilakukan adalah menentukan topik mana yang menjadi judul dari video, lalu membuat sebuah script pembelajaran.
"Pada video percobaan ini saya mengambil topik tentang Rendah Hati, Hemat, dan Sederhana membuat Hidup lebih Mulia,"kata Evi Lutiawati,S.Pd.I.
Pembuatan video di lakukan dengan cara monolog atau menanyakan percobaan sederhana terlebih dahulu terhadap minat membaca Al - Qur'an, baik itu dirumah maupun disekolah yang pernah mereka lakukan sebelumnya, dan mereka diberi ruang menjawab melalui WhatsApp.
"Ketika telah mengetahui kondisi minat serta pemahaman siswa, saya mencoba melakukan riset sederhana dengan memperhatikan dan menganalisa video pembelajaran pada YouTube, dimana video pembelajaran yang paling banyak dilihat dan lebih disenangi adalah video yang memuat animasi,"timpalnya.
3. Efisien
Sebagaimana kita ketahui bahwa Pembelajaran berbasis video dapat memudahkan guru maupun siswa dalam pembelajaran, terutama dalam kondisi Pandemi Covid 19 saat ini, dimana pembatasan interaksi sosial menjadi kendala dalam melakukan interaksi.
Dikatakannya bahwa dengan video pembelajaran siswa dapat mengakses pembelajaran meskipun tidak sedang berada disekolah ataupun diluar jam sekolah. Sedangkan guru dapat memanfaatkan video yang dibuat pada tahun pelajaran mendatang.
Sedangkan penerapan di sekolah ketika tatap muka, dengan memanfaatkan video pembelajaran akan memberikan suasan baru dan pengalaman yang menarik bagi siswa, sehingga berdampak terhadap minat belajar dan tingkat pemahaman dalam menerima materi pelajaran.
Disamping itu, dengan video guru akan menghemat lebih banyak biaya, tidak perlu menggunakan media lainnya dalam menampilkan grafik atau gambar dalam pembelajaran.
Upaya Meminimalisir Learning Loss
Pandemi Covid 19 yang mengakibatkan pelaksanaan PJJ bukanlah satu-satunya kendala dalam Pembelajaran Agama Islam disekolah umum saat ini, namun kurang menariknya penyampaian materi (masih konvensional), atau sedikitnya waktu yang tersedia juga merupakan segelintir hal yang perlu disikapi.
Seiring dengan perkembangan zaman, keberadaan teknologi pendidikan dapat menjembatani berbagai kendala yang selama ini sering muncul, sehingga modernisasi sistem pendidikan menjadi urgen. Namun benarkah dengan memanfaatkan Video Based Learning mampu meminimalisir Learning Loss pada Pembelajaran Daring?
Dengan mengutip nasehat bijak Ali bin Abi Thalib dalam kaitan mengembangkan hal-hal baru yang teknologis, Evi Lutiawati, S.Pd.I mengatakan,“Ajarilah anak-anakmu (dengan pengetahuan) yang bukan seperti kamu pelajari, karena mereka diciptakan untuk generasi (jaman) yang berbeda dengan zamanmu,".
"Kita perlu belajar dari nasehat tersebut, karena sebagian besar apa yang dihadapi oleh siswa kita hari ini tentunya berbeda dengan masa lalu yang pernah kita alami,"sebutnya.
Ditegaskannya juga bahwa keberadaan teknologi gadget atau android kerap kali dikaitkan dengan dampak buruk terhadap siswa, namun kondisi saat ini android menjadi salah satu solusi dalam menyelenggarakan pembelajaran untuk wilayah yang mencukupi akses dan sarana internet. Disinilah guru memiliki peran penting bagaimana mengubah pembelajaran menjadi menyenangkan dan humanis.
"Belajar yang menyenangkan tentunya bukan belajar yang membebani dan membosankan, tetapi belajar yang menggembirakan, karena mereka bukanlah objek, melainkan subjek, dinamis. Nah dengan video Based Learning ini banyak yang dapat kita lakukan sehingga kita dapat menyentuh hati mereka,"paparnya lagi.
Video hasil belajar siswa yang dikumpulkan secara Daring
Sedangkan dalam penerapan video Based Learning ini, dirinya tidak hanya sebatas mengajak siswa memahami apa yang disampaikan, melainkan memberikan kesempatan bagi mereka untuk melakukan percobaan sebagaimana yang dicontohkannya pada video pembelajaran secara klasikal.
"Saya mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagaimana yang telah saya lakukan didalam video, nah, karena siswa sudah mencoba mempraktikkan percobaan baca Al Qur'an yang ditayangkan dalam video, saya memberikan tugas kepada mereka untuk mempraktikkannya secara mandiri,"terangnya.
Tugas Praktik yang diberikan yaitu membaca Qur'an Surat yang berkenaan dengan Topik Pembelajaran menggunakan Tajwid dalam bentuk rekaman video dan dikirim ke WhatsApp. Namun sebelum melakukan praktik, siswa diarahkan untuk melakukan analisis terhadap beberapa video Cara Membaca Al-Qur'an yang didapat dari Channel YouTube terpercaya.
Hal ini dilakukannya guna mengantisipasi hilangnya kesempatan atau keinginan belajar (Learning Loss) yang dapat berdampak terhadap penurunan penguasaan kompetensi, sekaligus memacu mereka bahwa "semua orang adalah guru dan semua tempat adalah sekolah" (filosofi Ki Hajar Dewantara), sehingga mereka selain berusaha memahami apa yang disampaikan, juga berusaha mencari tau lewat referensi yang telah disediakan.
Diluar dugaan, bak mendapatkan durian runtuh, ternyata mereka sangat berantusias mengikuti pelajaran. Mereka juga mampu mengerjakan tugas yang diberikan. Bahkan beberapa siswa mencoba browsing untuk mengetahui cara mengirimkan tugas video praktik melalui WhatsApp, dan itu menambah wawasan baru bagi mereka dalam mengenali sistem e-learning.
Reward sangat diperlukan dalam memicu semangat belajar siswa, disituasi pandemi saat ini hal tersebut bisa saja dilakukan dengan cara terbatas, atau mengirimkan langsung reward kerumah siswa |
Dengan memanfaatkan Video Based Learning ini, dapat disimpulkan meningkatkan minat mereka dalam memahami materi yang diajarkan, sehingga mampu mempraktikkan tugas membaca Al-Qur'an menggunakan Tajwid yang dikumpulkan melalui WhatsApp dalam bentuk rekaman Video, dan sepatutnya pula kita memberikan reward atas keberhasilan mereka melewati situasi ini.
"Tentunya rangakaian proses belajar yang diterapkan ini, sebelumnya sama sekali tidak pernah saya temukan ketika mengenyam pendidikan diusia mereka, namun zaman telah berbeda, kini adalah masa mereka, dan kita hanyalah jembatan antara mereka dan masa depan,"pungkasnya.
Evi Lutiawati, S.Pd.I, Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 12 Kabupaten Tebo.