Target
penyediaan pendidikan yang berkualitas
menjadi poin keempat dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development Goals/SDGs). Target ini biasa disebut Agenda Pendidikan 2030, salah
satunya menargetkan seluruh anak-anak mendapatkan akses pendidikan anak usia
dini (PAUD) atau pendidikan pra-SD.
“Target
Agenda Pendidikan 2030 untuk PAUD adalah memastikan seluruh anak laki-laki dan
perempuan memperoleh akses terhadap perkembangan, perawatan dan pendidikan
pra-SD (PAUD) yang bermutu untuk menjamin kesiapan memasuki pendidikan dasar,”
ujar Direktur Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, Ella Yulaelawati, pada Rapat
Koordinasi Nasional PAUD dan Dikmas, di Medan, Sumatera Utara, (3/2/2016).
Ella
mengatakan, di Indonesia upaya mencapai target tersebut sudah dimulai dengan
Program Satu Desa Satu PAUD. Capaian program tersebut cukup menggembirakan.
Sampai tahun 2016 tercatat 72,29 persen atau 58.174 desa di seluruh Indonesia
telah memiliki PAUD. Saat ini berdasarkan Dapodik PAUD 2016, jumlah PAUD di seluruh
Indonesia mencapai 190.225 lembaga.
Capaian
lainnya adalah Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD yang mencapai 70,10 persen.
Meskipun harus diakui di beberapa daerah, capaian APK PAUD masih di bawah
rata-rata nasional. “Capaian menggembirakan ini sekaligus menunjukkan PAUD
telah menjadi sebuah gerakan masyararakat,” ujar Ella. Namun ia mengakui,
pertumbuhan PAUD yang demikian pesat menimbulkan tantangan tersendiri, yakni
kualitas penyelenggaraan PAUD.
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan berupaya mewujudkan target SDGs dengan mulai
memberikan DAK BOP PAUD sebesar Rp600 ribu per tahun untuk 190.158 lembaga
PAUD. Bantuan ini diprioritaskan bagi peserta didik PAUD usia 4-6 tahun. Upaya
lainnya ditempuh dengan menyalurkan bantuan alat permainan edukatif melalui
dana dekonsentrasi dan meningkatkan mutu guru melalui diklat berjenjang.
Upaya
mewujudkan PAUD berkualitas juga dilakukan melalui penumbuhan budi pekerti anak
sejak dini. Ada beragam cara yang ditempuh. Di antaranya melalui komik, lagu,
dongeng, cerita rakyat, buku-buku berbasis bahasa ibu, pedoman guru tentang
pelaksanaan kurikulum 2013, serta pedoman pengawasan penggunaan bahan
pembelajaran, dan Alat Permainan Edukatif (APE).