Muara Tebo, Disdikbud - Generasi
milenial
atau lebih sering disebut sebagai anak
zaman now nyatanya lebih bangga saat menggunakan produk brand ternama import. Baru saja kemarin saya mendengar celetukan salah seorang anak
didik yang membuat saya prihatin “kamu makannya ayam geprek ya? Ah gak level aku
sukanya KFC”.
Tentu hal ini amat
disayangkan karena banyak produk dari dalam negeri yang kualitasnya tidak kalah
bahkan lebih baik dibandingkan produk luar negeri.
‘Tak
kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta’ begitulah pepatah yang cocok
untuk menggambarkan celetukan anak didik saya tadi. Hal ini terbukti ketika
saya membawa sebuah produk coklat lokal, hampir semua anak didik saya terkejut
tidak menyangka produk tersebut buatan dalam negeri.
‘Produk
lokal rasa internasional’ inilah mindset
yang harus tertanam dalam setiap diri generasi muda. kebanggaan menggunakan
produk dalam negeri harusnya ada pada setiap diri generasi muda.
Sebenarnya,
banyak hal yang bisa dilakukan oleh generasi muda agar produk dalam negeri
berkembang pesat yaitu dengan mengubah mindset
dan gaya hidup. Hal pertama yang bisa kita lakukan adalah membeli dan
menggunakan produk-produk lokal. Hal kedua
yang bisa dilakukan adalah dengan mengenalkan produk lokal kepada
kerabat dan teman-teman.
Dewasa ini, iklan
dianggap sangat penting untuk memperkenalkan sebuah brand produk. Banyak produk yang
sukses di pasaran karena kekuatan iklan. Sehingga tak dapat dipungkiri, iklan
menjadi alat jualan yang sangat
penting bagi produsen.
Mengingat
pentingnya iklan dalam mengenalkan dan memasarkan produk maka saya mengajak anak-anak didik saya untuk
lebih mengenal, mencintai dan mendukung
produk lokal lewat kegiatan menggambar poster iklan warna-warni.
Saat
ini saya kebetulan aktif mengajar mata pelajaran Bahasa
Indonesia di SMP 31 Kabupaten Tebo. Materi pokok yang saya ajarkan di kelas VIII
salah satunya adalah Teks Iklan, Slogan dan Poster. Pada materi ini saya berusaha menyusun
LKPD yang bisa membantu peserta didik belajar aktif,
kreatif, dan menyenangkan.
Tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai yaitu: menyajikan gagasan, pesan, ajakan dalam bentuk iklan,
slogan, atau poster secara lisan dan tulis.
Melalui praktik pembelajaran yang baik peserta didik bisa
memperoleh pengalaman belajar yang aktif, kreatif dan menyenangkan. Saya memilih model
pembelajaran PJBL
(Project based learning) karena sangat cocok untuk mengembangkan kreativitas peserta didik. Tahapan pembelajaran yang saya terapkan terdiri dari dua tahap yaitu tahap
persiapan dan tahap langkah-langkah pembelajaran.
Bertempur harus siap
sedia senjata begitulah kira-kira yang menggambarkan betapa pentingnya tahap persiapan.
Hal yang harus dipersiapkan yaitu mendesain RPP, merancang LKPD, serta menyiapkan
alat dan bahan untuk membuat poster.
Pada tahap
langkah-langkah pembelajaran saya mengadopsi konsep MIKiR Tanoto Foundation. Langkah pertama yaitu
kegiatan pendahuluan. Langkah kedua yaitu kegiatan inti dan langkah
ketiga adalah kegiatan penutup.
Pada langkah
pendahuluan sangat penting di jelaskan tujuan pembelajaran agar peserta
didik memahami manfaat belajar materi tersebut dan dapat mengaplikasikannya
dalam kehidupan-sehari.
Langkah pembelajaran
yang selanjutnya yaitu kegiatan inti. Pada kegiatan inti ada konsep Mengalami yaitu peserta didik diajak
melakukan kegiatan literasi. Peserta didik diminta untuk membaca informasi lewat
buku pelajaran.
Lalu, peserta didik
diminta untuk mencermati contoh gambar poster yang ditempelkan pada papan
tulis. Selanjutnya, saya memberikan
kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi aneka pertanyaan yang
berkaitan dengan materi pelajaran.
Ada
beberapa pertanyaan muncul, diantaranya: 1. Bagaimana cara menyajikan gagasan
dalam bentuk Poster? 2. Apa saja alat dan bahan yang diperlukan dalam menulis
poster? 3. Apa saja langkah-langkah dalam menulis poster?
Bagaimana cara menyajikan gagasan
dalam bentuk Poster?
Gagasan yang baik
adalah gagasan yang memotivasi diri dan orang lain. Gagasan bisa disajikan
dalam bentuk bahasa iklan yang sopan tapi tetap menarik perhatian
orang/konsumen.
Gagasan
yang tertuang dalam bentuk bahasa iklan dapat memberikan nilai tambah terhadap
produk atau brand tertentu sehingga
produk tersebut dapat dinilai prestidge dibandingkan produk lain.
Secara
keseluruhan bahasa iklan yang mudah diingat dan menarik menjadi kunci utama
yang memengaruhi pembeli agar melirik produk tersebut.
Menuangkan gagasan dalam bentuk poster artinya tidak hanya sekedar menulis slogan saja tetapi juga terdapat perpaduan dengan gambar yang menarik. Gagasan yang tertuang dalam komposisi yang seimbang antara slogan dan gambar inilah yang menjadikan poster sebagai pilihan para produsen dalam memperkenalkan produk.
Apa saja alat dan bahan yang
diperlukan dalam menulis poster?
Membuat poster sederhana tidak membutuhkan alat yang mahal.
Semua bisa diperoleh di toko alat tulis dengan harga murah. Alat dan bahan
yang dibutuhkan yaitu pensil, penggaris, gunting, pensil warna
atau spidol warna dan kertas karton.
Apa saja langkah-langkah
dalam menulis poster?
Menulis poster berarti menciptakan karya yang memuat
komposisi indah dan seimbang antara tulisan dan gambar. Hal penting yang harus diperhatikan
adalah keselarasan dan kesatuan antara kalimat dan gambar yang disusun.
Oleh karena itu, pada
kegiatan interaksi saya telah menyiapkan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD). LKPD tertuang
langkah-langkah yang tepat dalam membimbing peserta didik untuk membuat poster.
Seluruh siswa kemudian diarahkan secara berkelompok untuk menyelesakan
masalah yang ada di Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD).
Agar menjadikan praktik pembelajaran lebih menarik. Saya sengaja membungkus produk beserta alat dan bahan ke dalam kado. Semua peserta didik di kelas antusias mengikuti kegiatan pembelajaran, terutama saat masing-masing kelompok peserta didik mendapat bingkisan kado. Salah seorang siswa bahkan ingin mendapatkan lebih dari satu bingkisan.
Setelah
membuka bingkisan, semua peserta didik dipandu
mengerjakan penulisan poster sesuai langkah yang tertera di LKPD. Lewat praktik ini sikap kerja sama serta kreativitas siswa mulai tergali.
Mula-mula peserta didik mencari topik yang sesuai
dengan deskripsi produk. Lalu membuat kalimat slogan yang mudah diingat. Selanjutnya siswa dengan terampil mendesain gambar yang sesuai
dengan produk
Pada tahap komunikasi salah satu kelompok mempresentasikan poster buatannya dengan penuh percaya diri ke depan kelas, Sementara kelompok lain antusias memberikan pendapat dan saran.
Setelah
kegiatan pembelajaran saya tidak lupa melaksanakan kegiatan refleksi guna
mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik pada materi ini. Dari kegiatan
refleksi saya memperoleh informasi mengenai betapa antusiasnya siswa dalam mengenal produk lokal lewat poster yang ditulisnya sendiri.
“Belajar
ternyata bisa seasyik ini, menggambar poster sendiri ternyata sangat
menyenangkan,” kata Mutiara pada lembar refleksi.
Oleh: Nur Juliana,
S.Pd. Guru SMPN 31 Kabupaten Tebo/ Fasilitator Program PINTAR Tanoto Foundation