Muara Tebo, Disdikbud - Salah satu program kebijakan baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam merdeka Belajar adalah pelaksanaan Assesmen Nasional di tahun 2021. Assesmen Nasional tidak hanya dirancang sebagai penganti Ujian Nasional, tetapi juga sebagai penanda perubahan paradigma evaluasi pendidikan.
Assesmen Nasional akan mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan berupa input, proses, dan hasil. Dari hasil Assesmen Nasional ini yang akan menjadi cermin untuk melakukan refleksi mempercepat perbaikan mutu pendidikan di Indonesia.
Cara pelaksanaan Assesmen Nasional yang berbeda dari Ujian Nasional membuat sebagian besar guru Sekolah Dasar khususnya di Kec. Tebo Tengah menjadi risau. Banyak sekali perbedaan dalam pelaksanaan baik itu moda pelaksanaan, metode, hal serta target yang akan di ukur saat pelaksanaan Assesmen Nasional.
Kerisauan guru ini memberi inisiatif Kelompok Kerja Kepala Sekolah Kec. Tebo Tengah untuk membuat pelatihan tentang Assesmen Nasional. Menurut Ketua K3S Kec. Tebo Tengah Vikal Jumadi mengatakan mengingat pelaksanaan
Assesmen Nasional sudah di depan mata, namun masih banyak guru guru di kecamatan Tebo Tengah yang belum mendapat sosialisasi tentang Assesmen Nasional ini. Sedangkan mereka akan melaksanakan kegiatan yang sangat berbeda jauh dari tahun tahun sebelumnya.
Kegiatan pelatihan ini juga mendapat sambutan baik dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Tebo, Bapak Sindi, SH. MH. Beliau mengatakan “Tebo Tengah telah melakukan terobosan terbaik untuk meningkatkan kompetensi para guru, ini akan memberi contoh bagi kecamatan lain.”
Awal Agustus Pelatihan Assesmen Nasional dilaksanakan, diikuti oleh guru perwakilan dari setiap satuan pendidikan, karena antusias para guru yang ada di Kec. Tebo Tengah begitu besar terhadap Assesmen Nasional. Awalnya hanya guru kelas tinggi saja namun banyak satuan pendidikan yang mengirimkan semua gurunya untuk dapat mengikuti pelatihan ini.
Karena jumlah peserta yang banyak akhirnya panitia pelatihan membagi beberapa sesi. Sesi pertama dilakuakan secara offline dan belajar mandiri menimbang kondisi pandemi yang terjadi saat ini. Pelaksanaan offline secara tatap muka terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan.
Pertemuan tatap muka selama 3 (tiga) jam dimulai dari pukul 08.00 sampai 11.00 WIB selanjutnya kegiatan pelatihan dilakukan secara mandiri oleh peserta dengan pemanfaatan aplikasi google site yang berisi bahan ajar dan tugas yang bisa dikerjakan oleh peserta.
Kegiatan pelatihan berjalan lancar, selama pelatihan tatap muka selain menerapkan protokol kesehatan, panitia juga memberikan makanan sehat dan vitamin untuk para peserta. Sebelum memulai kegiatan peserta melakukan senam ringan untuk melancarkan peredaran darah dan menambah semangat para peserta selama mengikuti pelatihan.
Guru Dilatih I-Care
Pelatihan yang dikemas secara interaktif membuat peserta antusius selama pelatihan. Pemanfaatan tekhnologi selama kegiatan tidak menakutkan bagi guru-guru senior. Fasilitator yang juga merupakan Fasda Program PINTAR Tanoto Foundation menyajikan materi dengan mengunakan garis besar pelatihan yang biasa disingkat dengan I CARE ( Introduction, Conection, Aplication, Reflection and Extension).
Antusias peserta dalam pelatihan dapat dilihat dari banyaknya pertanyaan dan pendapat serta pengerjaan tugas yang dilakukan oleh peserta. Pemanfaatan tekhnologi juga menjadi ketertarikan sendiri bagi peserta. Yang biasanya pelatihan membosankan namun dengan pemanfaatan tekhnologi menjadikan semua peserta terlibat penuh dalam kegiatan.
Tidak terkecuali guru guru senior yang biasanya terkendala dengan pemakaian komputer namun saat pelatihan dengan pemanfaatan gawai (android) menjadi penganti komputer tentu menghapus kekhawatiran mereka untuk mengikuti kegiatan pelatihan. Mereka bisa mengerjakan kegiatan menggunakan gawai yang tentu sudah akrab bagi mereka.
“Kalau pakai komputer kami tidak bisa, kalau pakai ini bisalah” Kata bu Lela yang asyik mengerjakan kegiatan pada gawainya. Beliau merupakan guru senior yang sebentar lagi akan pensiun.
“Biarlah guru yang muda berlari, kami yang tua nih sambil merangkak saja,” kata mereka sambil asyik mengerjakan tugasnya di handphone.
Dokumentasi Kegiatan I Care Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Tebo Tengah Kabupaten Tebo |
Jalannya Kegiatan
Pada pelatihan sesi 1 berjalan dengan lancar sampai selesai tidak ada peserta yang absen saat tatap muka, mereka mengikuti sampai akhir. Untuk kegiatan mandiri lebih 90% peserta mengerjakan tugas yang ada di google site tepat waktu. Diakhir kegiatan untuk tugas pretest yang berisi pemahaman tentang Assesmen Nasional menunjukkan hasil yang memuaskan hampir 75% lebih peserta mendapat nilai diatas 80 dan dihasilkan beberapa paket soal AKM yang telah dibuat dan di telaah secara bersama. Ini tentu membuat pihak pelaksana yaitu K3S menjadi puas.
Pak Azwar Anas yang merupakan panitia pelaksana dan juga Kepala Sekolah SD yang awalnya hanya mengirimkan 2 guru, setelah melihat proses kegiatan pelatihan ternyata begitu pentingnya Assesmen Nasional dan pentingnya mengenalkan AKM Kelas bagi guru.
Beliau langsung meminta tambahan kuota untuk guru disekolahnya. Tak terkecuali SD Swasta Islam Al Washliyah yang awalnya hanya mengirimkan satu guru untuk mengikuti pelatihan ini, kemudian mereka mendaftarkan lagi 10 gurunya untuk mengikuti pelatihan. Ini juga diikuti oleh beberapa satuan pendidik. Sehingga peserta yang mengikuti lebih dari 120 guru di Kec. Tebo tengah
Untuk sesi selanjutnya karena ada pemberitahuan bahwa kabupaten Tebo melaksanakan PPKM maka kegiatan pelatihan menerapkan metode Synchronous dan Asynchronous Learning (ASL). Synchronous dengan memanfaatkan Google Meet untuk melakukan kegiatan langsung walau dengan sedikit masalah jaringan yang kadang mengangu.
Selanjutnya kegiatan Asynchronous dengan memberikan bahan ajar dan pengerjaan tugas tidak langsung dengan memanfaatkan aplikasi Google Site dan komunikasi di grup whatsapp membahas kegiatan. Bahan Ajar diberikan sesuai dengan kemampuan peserta sehingga semua peserta dapat mengikuti dengan baik.
Sama seperti sesi pertama sesi selanjutnya banyak peserta yang disaat postest mendapat nilai dibawah 50 namun di saat pretest rata-rata nilai peserta diatas 75. Dan beberapa paket soal AKM yang dibuat peserta yang tentu berguna bagi setiap satuan pendidikan.
Kegiatan pelatihan dengan menerapkan metode ASL lebih tepat diterapkan karena jika pelaksanaan daring penuh tentu akan menjadi kendala bagi peserta dalam mengikuti, karena tidak semua peserta memiliki jaringan yang bagus. Modul yang diberikan dalam bentuk google site dapat di pelajari kembali oleh peserta dan dapat di download oleh peserta sehingga bisa mengulang kembali materi pelatihan.
Setelah mengikuti pelatihan ini, para guru di Kec. Tebo Tengah sudah siap untuk menghadapi Assesmen Nasional dan bisa mengusir kerisauan mereka. [Siti Mariyani, S.Pd].