Yudesti, S.Pd Guru saat menuju SD Negeri 43/VIII Desa Malako Intan Kecamatan Tebo Ulu |
Muara Tebo, Disdikbud - Menjadi guru bukan hanya sekedar profesi, namun merupakan sebuah pengabdian yang memiliki tujuan pasti, meskipun terkadang keterbatasan menjadi aral dalam menggapai mimpi-mimpi. Hal tersebut yang membuat Yudesti, S.Pd terus berkarya tanpa henti.
Wanita paruh baya, kelahiran 1978 ini adalah Guru Kelas pada SD Negeri 043/VIII Malako Intan Kecamatan Tebo Ulu Kabupaten Tebo. Ia telah menjalankan pengabdian itu selama 16 tahun, tepatnya sejak 2005 yang lalu.
Tentunya Yudesti, S.Pd bukan satu-satunya guru yang telah mengabdi selama itu, namun dengan semangatnya yang gigih serta mimpinya yang besar, serta kerja kerasnya yang pantang menyerah, membuat dirinya menjadi insan yang mulia.
Kepada Tebo Pintar, Yudesti, S.Pd menceritakan bahwa tempatnya bekerja selama ini kerap dikatakan sebagai daerah terpencil. Diakuinya bahwa untuk sampai ke sekolah, setelah melalui jalan umum menggunakan sepeda motor, dirinya harus menyebrangi sungai menggunakan transportasi air, dan kemudian berjalan kaki menuju kesekolah.
Selain itu sekolah tempatnya mengajar ini sangat minim akses sinyal internet, sehingga memiliki banyak kendala dalam melakukan pembelajaran jarak jauh. Namun dengan bimbingan Kepala Sekolah, Suyono, S.Pd, dirinya beserta teman sejawat terus melakukan upaya dan usaha agar siswa tetap mendapatkan pembelajaran.
"Selama kegiatan PJJ ini, kondisi sinyal di sekolah tersebut sangatlah sulit, yakni hilang-timbul dan untuk jaringan Wi-Fi juga belum ada, sehingga untuk kelancaran komunikasi di sekolah tersebut tidak efektif,"ujar Yudesti, S.Pd.
Namun menurutnya, bukan seberapa sulit jalan yang dilalui, tapi seberapa besar usaha yang dilakukan untuk melaluinya. Hal inilah yang membuat Yudesti tetap Istiqomah dengan pengabdiannya, yaitu dengan mimpi merubah daerah terpencil melalui pendidikan.
"Semangat dari anak-anak yang ingin belajar menjadi energi positif bagi saya untuk terus mengajar karena saya paham pasti tidak banyak guru yang mau berkorban untuk mengajar di daerah terpencil seperti ini. Jika saya menyerah, maka akan berkurang guru yang mengajar di sekolah tersebut, sehingga daerah tersebut akan terus menjadi daerah terpencil dari waktu ke waktu,"timpal Yudesti.
Dengan berbagai keterbatasan tersebut, atas dorongan dan dukungan kepala sekolah, serta keadaan yang terus menuntut inovasi, Yudesti terus mengikuti pelatihan dan workshop untuk menambah wawasan serta meningkatkan kualitas dirinya sebagai seorang guru.
"Keterbatasan ini membuat saya ingin selalu berusaha dapat memberikan yang terbaik, apalagi saat ini kita dituntut untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman,"terangnya.
Tidak hanya soal upaya dan usaha, namun hasil yang telah diraih Yudesti sebagai guru salah satunya baru-baru ini yaitu mengantarkan siswanya meraih prestasi terbaik dua dalam ajang MIPA di Kecamatan Tebo Ulu.
"Banyak prestasi yang telah ditorehkan sekolah kami, saat itu kebetulan saya dipercayakan membimbing anak anak untuk lomba MIPA, Alhamdulillah kami bisa menjadi terbaik dua,"kata Yudesti, S.Pd.
Sementara itu terkait statusnya yang masih guru honorer, Yudesti mengaku bahwa meskipun demikian Ia meyakini apa yang dilakoninya saat ini akan membuahkan hasil, dan kelak akan mewujudkan mimpinya tersebut.
"Percayalah bahwa jerih payah yang kita lakukan saat ini tidak akan sia-sia, pasti akan ada hikmah yang luar biasa yang akan kita terima di kemudian hari. Ingatlah bahwa seorang guru adalah insan yang sangat mulia di dunia maupun akhirat dan tanpa tanda jasa,"pungkasnya.