Muara Tebo, Disdikbud - literasi dalam dunia pendidikan menjadi sebuah perbincangan yang hangat, karena kedepannya literasi di jadikan salah satu tolak ukur untuk mengetahui kualitas pendidikan dan sumber daya manusia di sebuah negara.
Literasi merupakan pengetahuan dan keterampilan melalui proses sepanjang hayat yang berlangsung di sekolah maupun interaksi dengan teman-teman dan masyarakat secara luas. Gerakan literasi sekolah sudah dimulai dari tahun 2013 ketika kurikulum 2013 diluncurkan, akan tetapi persentase pertumbuhan minat baca ( literasi ) belum berjalan sebagaimana mestinya.
Bisa dikatakan disini bahwa praktik pendidikan yang dilaksanakan di sekolah belum memperlihatkan fungsi sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang menjadikan semua warganya menjadi terampil membaca untuk mendukung mereka sebagai pembelajar sepanjang hayat. Tapi tidak demikian dengan SMPN 44 Kabupaten Tebo , budaya baca ( literasi ) perlu terus dikembangkan agar siswa dapat menbiasakan diri membaca. Untuk melaksanakan pembiasaan ini tidak hanya dilakukan oleh siswa namun perlu dilakukan oleh berbagai pihak terutama guru dan warga sekolah lainnya.
Pengembangan Minat Baca di SMPN 44 Kabupaten Tebo Melalui Pohon Literasi
Ibu Lilis Purwani, S.Pd merupakan seorang guru bahasa Indonesia SMPN 44 Kabupaten Tebo terus berupaya untuk mengembangan budaya baca ( literasi ) disekolahnya. Karena menurut Ibu Lilis Purwani, S.Pd motivasi dan inovasi dari guru akan mendorong tumbuh kembangnya minat baca bagi siswa. Salah satu inovasi yang dilakukan Ibu Lilis dalam menumbuh kembangkan minat baca ( literasi ) terutama dalam mata pelajaran bahasa Indonesia adalah dengan pohon literasi.
Pohon literasi merupakan salah satu solusi mengenai pentingnya budaya literasi bagi siswa yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi literasi dan budaya baca di lingkungan sekolah. Pohon literasi juga merupakan simbol kreativitas dan semangat dalam menumbuh kembangakn budaya literasi. Sumber :https://www.kosngosan.com/2019/5/contoh-pohon-literasi-sd-smp-sma-html. Di akses 8 Februari 2022.
Menurut Ibu Lilis Purwani, S.Pd dengan pohon literasi ia ingin membangun kreativitas siswa yang meliputi daya pikir dan daya cipta, serta memotivasi siswa untuk selalu membaca,sehingga membaca menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari –hari. Ibu Lilis Purwani, S.Pd memilih pohon literasi untuk meningkatkan budaya baca karena cara ini sangat sederhana dan mudah diterapkan, sehingga rasa cinta pada kegiatan membaca meningkat , dengan membaca terus –menerus kemampuan memahami bacaan akan lebih mudah dan akhirnya berdampak pada rasa percaya diri peserta didik yang tinggi. Makin banyak siswa membaca buku maka makin banyak wawasan yang mereka peroleh.
Cara Membuat Pohon Literasi
Dalam membuat pohon literasi siswa melakukan hal –hal sebagai berikut , 1) Siswa mempersiapkan alat dan bahan berupa cabang pohon yang memiliki ranting yang banyak, pot berisi tanah dan batu, gunting, kertas origami, pena /spidol dan daubel tape, 2 ) mendirikan cabang pohon tersebut dalam pot yang dipadatkan dengan tanah dan batu kerikil yang dkenal dengan pohon literasi, 3 ) siswa membaca buku atau materi pelajaran kemudian menulis judul buku dan pengarangnya serta hal- hal penting yang mereka temukan di kertas origami dalam bentuk guntingan daun atau buah –buahan atau sesuai dengan keinginan mereka, 4 ) Kertas origami yang sudah ditulis tersebut ditempelkan pada ranting –ranting pohon.
Tujuan dan Manfaat Membuat Pohon Literasi
Pada dasarnya tujuan pembuatan pohon literasi yang diterapkan oleh Lilis Purwani, S.Pd sebagai sebuah cara meningkatkan minat baca di SMPN 44 Kab tebo bertujuan untuk mencatat history buku yang telah dibaca, kemudian dituliskan pada selembar daun atau buah yang terbuat dari kertas. pohon literasi yang terdiri atas cabang –cabang atau ranting dapat diisi dengan judul buku yang telah dibaca, atau siswa juga bisa menulis penggalan-penggalan kalimat yang terdapat di dalam buku tersebut, maupun ringkasan materi pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Pohon literasi yang telah dibuat tersebut nantinya akan diperiksa oleh guru, sehingga guru akan mengetahui seberapa banyak buku yang telah dibaca, atau seberapa jauh pemahaman siswa mengenai pembelajaran yang baru saja dilakukan di kelas. Hal tersebut dapat dilihat dari seberapa banyak jumlah daun atau buah yang terdapat pada pohon literasi tersebut.
Kegiatan budaya baca melalui pohon literasi cukup memancing minat baca siswa di SMPN 44 Kabupaten Tebo. Bagaimana tidak siswa berlomba untuk menyelesaikan membaca satu buku, beberapa siswa menulis dikertas berbentuk daun dan buah judul buku dan pengarangnya sementara yang lain ada yang menulis hal –hal penting yang ada dalam bab per bab buku.
Apapun itu, ketika siswa telah melakukan pembiasaan membaca maka minat baca akan terus meningkat di SMPN 44 Kabupaten Tebo. Hal yang lebih penting pohon literasi menjadikan siswa antusias untuk lebih banyak membaca buku. /Salam Literasi/
Nara Sumber : Lilis Purwani,S.Pd
Kontributor : Murni, S.Pd ( Guru SMPN 1 Kab Tebo/Fasda Tanoto Foundation )