Muara Tebo, Disdikbud – Dalam pembelajaran, peran guru dalam mengelola pembelajaran menjadi kunci agar siswa bisa bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Tri Harjanti, S.Pd., SD guru di SDN 201/VIII Pinang Belai, Kecamatan Serai Serumpun, Kabupaten Tebo mencoba melakukan praktik baik dengan melakukan kegiatan mencangkok bersama siswanya.
Kegiatan ini dilakukan dalam pembelajaran IPA kelas VI Tema 1 Sub Tema 1 pada Kompetensi Dasar 3.1 membandingkan perkembangbiakan tumbuhan dan hewan, dan Komptenesi Dasar 4.1 menyajikan karya tentang perkembangbiakan tumbuhan. Siswa kelas VI SD N 201/VIII Pinang Belai mencoba mempraktekkan perkembangbiakan vegetatif buatan mencangkok dengan memanfaatkan tanaman di sekitar sekolah.
Hal ini menjadi pengalaman menarik bagi setiap siswa. Selain memperoleh ilmu cara mencangkok siswa juga diajar bagaimana merawat calon tanaman baru dan menghasilkan tanaman baru yang buahnya sama dengan induk cangkoknya.
Dengan menerapkan metode MIKiR yang di dapat ibu Tri bersama Tanoto Foundation. Metode MIKir merupakan akronim dari Mengalami, Interaksi, Komunikasi dan Refleksi dan merupakan metode yang dikembangkan oleh Tanoto Foundation. Kegiatan dengan MIKiR membuat siswa sangat antusias dan lebih bersemangat dalam proses pembelajaran. Melalui metode ini, siswa mengalami sendiri bagaimana proses mencangkok yang benar.
Tahapan Metode MIKir dalam Pembelajaran Perkembangbiakan vegetatif buatan mencangkok dengan memanfaatkan tanaman di sekitar sekolah.
Tahapan kegiatan dimulai ndengan Siswa Mengalami : menyiapkan alat dan bahan untuk mencangkok. Seperti pisau, tanah humus, sabut kelapa, dan tali pengikat. Kemudian mencari dahan yang akan dicangkok. Secara mandiri mulai mencangkok tanaman dengan langkah-langkah yang sudah ada pada lembar kerja yang sudah disediakan guru.
Setelah selesai melakukan kegiatan mencangkok tanaman di sekitar sekolah, siswa melakukan Interaksi dan Komunikasi: dengan secara berkelompok mendiskusikan hasil kerjanya sesuai langkah-langkah yang terdapat di dalam lembar kerja. Kemudian mempresentaikan di depan kelas langkah apa yang akan dilakukan supaya hasil cangkok berhasil. Setiap seminggu siswa melakukan pengamatan perkembangan cangkokan. Merawat dahan yang dicangkok dengan menyiram secara rutin setiap pagi.
Hasil akhirnya diharapkan siswa mampu berinteraksi dengan teman satu kelompok untuk mendiskusikan cara mencangkok yang benar, dan mampu mengkomunikasikan di depan kelas proses mencangkok yang mereka lakukan. Kemudian siswa mampu menyimpulkan hasil praktek mencangkok dan keberhasilan dapat dilihat secara nyata. Dengan merawat tanaman yang dicangkok selama dua bulan siswa akan mengetahui apakah hasil cangkoknya berhasil atau gagal.
Tri Harjanti, S.Pd., SD Mengajak mengamati hasil cangkokan bersama Peserta didik |
Melalui data yang diperoleh salah satu kelompok, didapati bahwa minggu pertama belum ada perubahan pada hasil cangkokan. Pada minggu kedua, ketiga, dan keempat masih belum ada perubahan. Setelah minggu kelima mulai muncul calon akar muda di sekitar batang dahan yang dicangkok. Rona kegembiraan terpancar dari kelompok yang berhasil mencangkok dengan munculnya akar-akar di sela-sela sabut kelapa. Akhirnya melalui kegiatan Refleksi terhadap hasil cangkokan “Alhamdulilah kelompok kami, Kelompok Sakura berhasil mencangkok” Teriak Nazwa ketua kelompok Sakura dengan semangatnya.
Minggu keenam semakin banyak akar yang muncul di sekitar sabut kelapa, tetapi masih terlalu rapuh. Minggu ketujuh semakin panjang dan melingkupi sabut kelapa akar-akar calon tanaman baru. Minggu kedelapan cangkokkan siap untuk dipotong dan menjadi tanaman baru.
Hasil berbeda dalam pembelajaran didapati oleh kelompok Mawar yang belum berhasil dalam mencangkok. Pada cangkoknya tidak muncul akar baru di sekitar sabut kelapa. Dengan sedih Sinta salah satu anggota kelompok bertutur, “ koq tidak muncul ya akarnya?”.
Selaku wali kelas Ibu Tri Harjanti, S.Pd., SD memberi penguatan dengan memberi kesempatan untuk mengulangi kembali proses mencangkok sesuai dengan langkah-langkah urutan cara mencangkok. Hasil cangkok di tanam di sekitar lingkungan sekolah. Selain membuat rindang dan hijau di sekitar sekolah. Juga menjadi kebanggaan tersendiri bagi siswa saat tanaman hasil cangkokannya berbuah.
Praktik baik di atas sebagai sebuah gambaran dari proses pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik dan bisa menjadi referensi bagi rekan-rekan guru lainnya. 01 Agustus 2022 /Tebo Pintar/
Narasumber : Tri Harjanti, S.Pd., SD